SUHU
Suhu merupakan salah satu faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk
tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir pada
setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam
tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi
faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju
evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju
kehilangan air dari organisme.
Sebenarnya sangat sulit untuk
memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnya
energi cahaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh
suatu substansi. Suhu sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk
mengontrol fungsi- fungsi dari organisme.
Relatif mudah untuk mengukur suhu
dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang
berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga rata-
ratanya yang penting.
1. Variasi suhu
Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi secara
terus- menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk
sistem kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun
secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan
dengan ini juga terjadi variasi local berdasarkan topografi dan jarak dari
laut.
Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam ekosistem,
misalnya dalam hutan dan ekosistem perairan. Perbedaan yang nyata antara suhu
pada permukaan kanopi hutan dengan suhu di bagian dasar hutan akan terlihat
dengan jelas. Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air.
Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber
panas ( matahari ), bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan
menimbulkan variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.
Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah
setiap saat tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari,
setiap tahun dan gejala geologi.
Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai
memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi
panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa jam
tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat petang mulailah
terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang lebih besar
dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari penurunan suhu muka
bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui radiasi dari matahari
tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus, akibatnya ada kemungkinan suhu
permukaan bumi lebih rendah dari suhu udara disekitarnya. Proses ini akan
menimbulkan fluktuasi suhu seharian, dan fluktuasi suhu yang paling tinggi akan
terjadi di daerah antara ombak di tepi pantai.
Berbagai karakteristika muka bumi
penyebab variasi suhu :
- Komposisi dan warna tanah, makin terang warna tanah makin banyak panas yang dipantulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas yang diserap.
- Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang gembur lebih cepat memberikan respon pada pancaran panas daripada tanah yang padat, terutama erat kaitannya dengan penembusan dan kadar air tanah, makin basah tanah makin lambat suhu berubah.
- Kerimbunan Tumbuhan, pada situasi dimana udara mampu bergerak dengan bebas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat terbuka dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau angin tidak menghembus keadaan sangat berlainan, dengan kerimbunan yang rendah mampu mereduksi pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari. Ditambah lagi kelembaban udara dibawah rimbunan tumbuhan akan menambah banyaknya panas yang dipakai untuk pemanasan uap air, akibatnya akan menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang dipancaran kembali oleh tanah akan tertahan oleh lapisan kanopi, dengan demikian fluktuasi suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan fluktuasi di tempat terbuka atau tidak bervegetasi.
- Iklim mikro perkotaan, perkembangan suatu kota menunjukkan adanya pengaruh terhadap iklim mikro. Asap dan gas yang terdapat di udara kota sering mereduksi radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di udara merupakan inti dari uap air dalam proses kondensasinya uap air inilah yang bersifat aktif dalam mengurangi pengaruh radiasi matahari tadi.
- Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan lereng sebesar 50 dapat mereduksi suhu sebanding dengan 450 km perjalanan arah ke kutub.
Variasi suhu berdasarkan waktu/
temporal terjadi baik musiman maupun harian, kesemua variasi ini akan
mempengaruhi penyebaran dan fungsi tumbuhan.
- Suhu dan Tumbuhan
Kehidupan di muka bumi ini berada
dalam suatu bahan kisaran suhu antara 00 C sampai dengan 500 C,
dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum dan
optimum yang diperlukan untuk aktifitas metabolismenya. Suhu- suhu tadi yang
diperlukan organisme hidup dikenal dengan suhu kardinal.
Suhu tumbuhan biasanya kurang
lebih sama dengan suhu sekitarnya karena adanya pertukaran suhu yang terus-
menerus antara tumbuhan dengan udara sekitarnya.
Kisaran toleransi suhu bagi
tumbuhan sangat bevariasi, untuk tanaman di tropika, semangka, tidak dapat
mentoleransi suhu di bawah 150 – 180 C, sedangkan untuk
biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di bawah minus 20 C –
minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa
mentoleransi suhu sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya
mempunyai kisaran toleransi suhu yang lebih sempit jika dibandingkan dengan
tumbuhan di daratan.
Secara garis besar semua tumbuhan
mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda tergantung pada umur,
keseimbangan air dan juga keadaan musim.
0 komentar:
Posting Komentar