KOMPOS JERAMI
Padi atau tanaman menyerap
unsur hara dari dalam tanah. Dengan bantuan energi dari sinar matahari, hara
dari dalam tanah ditambah dengan CO2 dari udara ini diubah menjadi senyawa
komplek untuk membentuk batang, daun, dan bulir-bulir padi/beras. Padi/beras akan dipanen dan dibawa ke
tempat lain, sedangkan jerami sisa-sisa panen umumnya dibakar.
Proses
ini berlangsung lama. Unsur hara dan bahan organik tanah semakin lama akan
semakin habis. Selama ini unsur hara lebih banyak dipenuhi dengan menambahkan
pupuk-pupuk kimia anorganik. Bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah tidak
mendapat perhatian dan kandungannya di dalam tanah semakin menipis.
Jerami yang dihasilkan dari sisa-sisa panen
sebaiknya jangan dibakar, tetapi diolah menjadi kompos dan dikembalikan lagi ke
tanah. Kompos jerami ini secara bertahap dapat menambah kandungan bahan organik
tanah, dan lambat laun akan mengembalikan kesuburan tanah.
Kompos selain dibuat dari jerami dapat juga dibuat
dari seresah atau sisa-sisa tanaman lain. Rumput-rumputan, sisa-sisa daun dan
batang pisang, atan daun-daun tanaman dapat juga dibuat kompos. Pada prinsipnya
semua limbah organik dapat dijadikan kompos.
Batang kayu, bamboo, ranting-ranting pohon, atau
tulang juga termasuk bahan organik tetapi sebaiknya tidak ikut dikomposkan
dengan jerami. Limbah-limbah ini termasuk limbah organik keras. Meskinpun dapat
juga dibuat kompos, namun bahan-bahan ini memerlukan waktu yang lama untuk
terdekomposisi.
Waktu Pengomposan
Waktu pengomposan sebaiknya segera setelah panen,
yaitu waktu pada saat penyiapan bibit padi hingga sebelum penanaman bibit. Pada
saat penyiapan bibit, kompos jerami juga disiapkan. Setelah kompos matang dalam
waktu kira-kira satu bulan, kompos bisa segera disebarkan di petak sawah
bersamaan dengan pengolahan tanah.
Keunggulan Cara Ini
- Mudah. Cara pembuatannya sangat mudah sekali. Semua bahan bisa diperoleh di tempat. Hanya PROMI yang perlu dipesan dulu. Cara ini juga tanpa pencacahan, jadi tidak perlu mesin pencacah atau parang.
- Murah. Biaya pembuatannya sangat murah. Bahan-bahan dan alat pendukung lainnya pun bisa menggunakan bahan lain yang lebih murah, jika ada.
- Manfaat. Kompos ini tiak diragukan lagi memiliki banyak manfaat. Insya Allah.
Lokasi Pengomposan
Lokasi pengomposan dilakukan di petak sawah yang
akan diaplikasi atau dipetak dimana jerami tersebut dipanen. Lokasi sebaiknya
dipilih dekat dengan sumber air, karena pembuatan kompos membutuhkan banyak
air. Lokasi juga dipikirkan untuk kemudahan saat aplikasi. Jika petak sawah
cukup luas, sebaiknya dibuat di beberapa tempat yang terpisah.
Peralatan yang Dibutuhkan
Peralatan yang dibutukan antara lain:- Sabit/parang
- Cetakan yang dibuat dari bambo. Cetakan ini dibuat seperti pagar yang terdiri dari 4 bagian. Dua bagian berukuran 2 x 1 m dan dua bagian yang lain berukuran 1 x 1 m.
- Ember/bak untuk tempat air.
- Air yang cukup untuk membasahi jerami.
- Aktivator pengomposan (Acticomp atau Promi).
- Ember untuk menyiramkan aktivator.
- Tali.
- Plastik penutup. Plastik ini bisa dibuat dari plastik mulsa berwarna hitam (ukuran lebar 1 m) yang dibelah sehingga lebernya menjadi 2 m.
Tahapan Pembuatan Kompos Jerami
1)
Siapkan bak
dan air. Masukkan air ke dalam bak. Kemudian larutkan aktivator sesuai dosis
yang diperlukan ke dalam bak air. Aduk hingga aktivator tercampur merata.
2)
Siapkan
cetakan dari bambo. Pasang cetakan tersebut. Sesuaikan ukuran cetakan dengan
jerami dan seresah yang tersedia. Apabila jerami cukup banyak cetakan dapat
berukuran 2 x 1 x 1 m. Namun bila jerami sedikit cetakan bisa dibuat lebih
kecil dari ukuran tersebut.
3) Masukkan satu lapis jermai ke dalam
cetakan. Jika tersedia dapat dimasukkan pula kotoran ternak. Jerami atau
seresah yang berukuran besar dipotong-potong terlebih dahulu dengan parang.
4)
Siramkan
aktivator yang telah disiapkan merata dipermukaan jerami.
5)
Injak-injak
agar jerami padat.
6)
Tambahkan
lagi satu lapis jerami/serasah.
7)
Siramkan
kembali aktivator ke tumpukan jerami tersebut dan jangan lupa injak-injak agar tumpukan
menjadi padat.
8)
Ulangi
langkah-langkah diatas hingga cetakan penuh atau seluruh jerami/seresah telah
dimasukkan ke dalam cetakan.
9)
Setelah
cetakan penuh, buka tali pengikatnya dan lepaskan cetakannya.
10) Tutup tumpukan jerami tersebut dengan
plastic yang telah disiapkan.
11) Ikat plastic dengan tali plastic agar
tidak mudah lepas.
12) Kalau perlu bagian atas jerami diberi batu
atau pemberat lain agar plastic tidak tebuka karena angin.
13) Lakukan pengamatan suhu, penyusutan
volume, dan perubahan warna tumpukan jerami.
14) Inkubasi/fermentasi tumpukan jerami
tersebut hingga kurang lebih satu bulan.
Pengamatan Selama Fermentasi
Selama
masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi
kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi
jerami. Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan
peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna.
Suhu tumpukan jerami akan meningkat dengan cepat
sehari/dua hari setelah inkubasi. Suhu akan terus meningkat selama beberapa
minggu dan suhunya dapat mencapai 65-70 oC. Pada saat suhu meningkat, mikroba
akan dengan giat melakukan penguraian atau dekomposisi jerami. Akibat
penguraian jerami, volume tumpukan jerami akan menyusut. Penyusutan ini dapat
mencapai 50% dari volume semula. Sejalan dengan itu wana jerami juga akan
berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.
Mengatasi Masalah yang Terjadi Selama Fermentasi
Jika setelah dua atau tiga hari tidak terjadi
peningkatan suhu, atau tidak terjadi penyusutan volume selama proses fermentasi
kemungkinan proses penguraian mengalami hambatan. Proses penguraian berjalan
lambat atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Jika hal ini terjadi maka
diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan ini.
Buka plastic penutup. bongkar dan amati tumpukan
jerami tersebut. Apakah tumpukan tersebut kering atau ada bagian-bagian yang
kering? Apakah tumpukan jerami tersebut terlalu basah? Apakah muncul bau yang
kurang sedap? Apakah tumpukan jerami tersebut dingin atau panas?
Apabila
tumpukan jerami kering, tambahkan air secukupnya. Kalo perlu lakukan
pembalikan. Apabila jerami terlalu basah dan muncul bau tidak sedap, lakukan
pembalikan dan jika perlu tambahkan bilah-bilah bambo yang diberi lubang untuk
menambah aerasi.
Panen dan Aplikasi Kompos Jerami
Kompos
yang telah cukup matang ditandai dengan adanya perubahan fisik jerami.
Perubahan itu antara lain:
- Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman,
- lunak dan mudah dihancurkan,
- suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,
- tidak berbau menyengat, dan
- volume menyusut hingga setengahnya.
Kompos jerami yang sudah
memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan
ke sawah. Kompos jerami
diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.
0 komentar:
Posting Komentar